Rabu, 13 April 2011

kesombongan dan kerendahan hati

Dimata Tuhan ada satu kejahatan dan kejahatan itu sangat berbahaya dan dia merupakan kejahatan terbesar dalam sejarah peradaban manusia, itulah dia Kesombongan. Malaikat terang itu jatuh dari kemuliaannya tidak lain karena ia telah melakukan kejahatan besar yaitu kesombongan. Adam dan Hawapun harus kehilangan sukacita dan kehidupan yang penuh berkat tidak lain karena melakukan kejahatan besar yaitu kesombongan.
Ada banyak kejahatan yang diperbuat manusia dalam kehidupannya, seperti kemarahan, ketamakan, kemabukan, perzinahan, pembunuhan dan lain-lain kejahatan, akan tetapi semuanya menjadi tidak ada artinya bila dibandingkan dengan kejahatan kesombongan, karena semua itu belum dapat disetarakan dengan kesombongan. Kesombongan merupakan kejahatan yang akan melahirkan bentuk-bentuk kejahatan yang lainnya. Jadi induk dari kejahatan adalah kesombongan itu sendiri.
Sadarkah kita ketika Hawa menerima tawaran iblis untuk memakan buah dari pohon kehidupan yang dilarang oleh Allah, itu tidak lain merupakan wujud dari kesombongan Hawa. Ia tergiur ketika Iblis mulai menawarkan harapan bahwa bila Hawa mau memakan buah dari pohon kehidupan tersebut dia akan menjadi sama dengan Allah. Bigitu pula dengan kejatuhan Lucifer si Malaikat Terang, tidak lain adalah kesombongannya untuk memiliki kedudukan yang sama dengan Allah.
C.S.Lewis mengatakan kesombongan adalah keadaan pikiran yang sepenuhnya melawan Allah. Kesombongan pada hakekatnya memiliki sifat yang kompetitif. Artinya adanya rasa persaingan dengan orang lain, dan bahkan dengan Allah sendiri. Itu sebabnya C.S.Lewis mengatakan untuk mengetahui seberapa besar kesombongan yang ada pada diri Anda adalah dengan bertanya pada diri Anda,”seberapa besar ketidaksukaan saya ketika orang lain mengabaikan saya, atau menolak untuk memperhatikan saya, atau ikut campur atau merendahkan saya atau bersikap pamer?”
Contoh sederhananya seperti ini, ketika anda ingin tampil dalam suatu pesta dengan harapan anda menjadi pusat perhatian dalam pesta tersebut. Akan tetapi ketika tahu ada orang lain yang lebih dari anda dan menjadi pusat perhatian dalam Pesta itu timbulah kekesalan hati anda. Disitulah letak kesombongan anda yaitu dimana anda merasa tidak nyaman bila ada orang lain menjadi lebih dari anda. Kesombongan pada diri anda telah membuat anda bersikat negatif, yaitu tidak boleh ada orang lain yang menjadi lebih dari anda.
Konsekwensi dari kesombongan tersebut menjadikan diri kita menghalalkan segala macam cara untuk memusnahkan orang lain yang kita pandang telah mengalahkan kelebihan kita sendiri. Kejahatan kesombongan tidak hanya dapat terjadi pada orang yang memiliki kekayaan, tapi juga bisa dimiliki oleh orang yang tidak kaya, karena ukurannya adalah ketika ada merasa kesal dengan kelebihan yang dimiliki orang lain disitulah letak kesombongan itu tadi. Artinya kesombongan telah menjadikan kita untuk bisa menguasai orang lain dan membuat orang lain berada dibawah kita.
Ketika ada orang yang memuji kita dan mengatakan pada kita bahwa anda tampan ataupun cantik dan kita menjadi bangga, itu hal yang wajar. Akan tetapi dia akan berubah menjadi kesombongan ketika ketampanan maupun kecantikan kita tadi menjadikan kita merasa lebih tampan ataupun cantik. Saat kita mulai berpikir bahwa kitalah yang paling cantik atau tampan atau paling kaya, disitulah kesombongan itu muncul.
Kesombongan membuat seseorang tidak mungkin untuk mempercayai Tuhan. Kesombongan menjadikan seseorang merasa dia adalah segala-galanya. Sikap egosentris menjadi ciri utama dari kesombongan tersebut, itu sebabnya percaya pada Sang Maha Kuasa bagi orang sombong akan menjadi konflik pada dirinya.
Tuhan telah mengajarkan kita untuk hidup dengan rendah hati, artinya kesombongan telah menjadikan manusia jahat, tapi kerendahan hati membuat manusia menjadi lebih baik. Kerendahan hati itu sama artinya dengan kelemah lembutan. Kotbah dibukit mengatakan berbahagialah orang yang lemah lembut (rendah hati), karena mereka akan mewarisi bumi ini.
Bila bicara tentang keimanan, sama artinya bicara tentang kerendahan hati, karena Tuhan yang disembah menuntut kita untuk hidup rendah hati. Gambaran tentang rendah hati ini acapkali disejajarkan dengan gambaran seorang anak kecil. Pada diri anak kecil akan ditemui ketulusan hati, ketidak berdayaan dan kejujuran. Itu sebabnya orang berkata anak kecil itu seumpama tabularasa, seperti kertas putih yang bisa ditoreh dengan isi apapun. Orang-orang yang mempunyai hati seperti seorang anak kecil itulah yang memiliki kelayakan untuk mendekati Sang Khalik, karena Tuhan memang menuntut kita untuk hidup didalam kepasrahan.
Ketika kita beriman kepada Tuhan, kita harus menyingkirkan benih kesombongan pada diri kita dan mulai belajar seperti anak kecil. Karena didalam kelemahanlah kuasa Tuhan menjadi nyata. Kelemahan merupakan wujud dari ketidak berdayaan. Sama seperti seorang anak kecil ia akan merasa aman dalam pelukan orang tuanya, begitu pula orang yang percaya pada Tuhan akan selalu merasa aman karena percaya Tuhan menjaganya.
Ketulusan hati yang ada pada seorang anak akan terlihat dari kehidupan anak kecil. Mereka tidak pernah berbohong dan akan selalu berkata jujur tentang apa yang mereka tahu. Karena itu pada diri anak kecil tidak ada kebohongan apalagi kepura-puraan. Tuhan juga menuntut kita untuk tulus hati, artinya bersikap jujur, tidak munafik dan tidak hidup didalam kepura-puraan.
Hidup dengan rendah hati adalah perintah Tuhan, karena hanya dengan demikian Tuhan mau menerima kita. Saat menghadap Tuhan hal yang harus disadari adalah menyadari sepenuhnya bahwa kita tidak ada apa-apanya, distulah Tuhan akan menguatkan dan meninggikan kita.
Betapa indahnya hidup ini bila kita semua hidup didalam kerendahan hati. Sikap untuk saling memberi hormat satu dengan lainnya adalah gambaran dari kerendahan hati. Belajar menerima perbedaan dan menghargai pendapat orang lain adalah bagian dari kerendahan hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar