Rabu, 01 Januari 2014

Sosial


                            SELAMAT TAHUN BARU 2014

Setiap bangsa, agama maupun suku yang ada di dunina ini mempunyai nama tahunnya sendiri, misalnya orang Yahudi/ibrani menyebut kalendernya dengan Lunisolar, orang Islam menyebut tahunnya sebagai Tahun Hijriyah, orang Hindu menyebutkan tahun Saka, orang Cina/agama Kong Hu Cu juga punya tahun baru bernama Imlek, orang Jawa juga punya kalender/tahun yang disebut kalender Lunar, begitupula orang Kristen menyebut tahunnya dengan nama tahun masehi dan masih banyak lagi. Tahun tersebut lahir dengan sejarahnya sendiri. Tapi yang pasti kehadiran tahun baru bagi setiap umat manusia selalu dirayakan dengan caranya sendiri.
Tujuan perayaan Tahun baru tersebut adalah sebagai bentuk rasa syukur karena bisa masuk ke tahun yang baru. Lalu siapakah yang membuat tahun tersebut jawabnya adalah manusia. Biasanya punya cerita dan sejarahnya sendiri. Pergantian tahun tersebut senantiasa dirayakan dengan cara masing-masing.  
Memasuki tahun baru tidak sekedar bagaimana merayakannya, Perayaan tahun baru pada hakekatnya merupakan bentuk evaluasi terhadap pekerjaan atau hasil-hasil yang telah dicapai pada tahun sebelumnya, kemudian akan dipelajari dan menjadi bekal untuk melangkah ditahun yang baru. Sehingga   memasuki tahun yang baru diharapkan diperoleh pembelajaran untuk lebih baik ditahun yang akan datang. Itulah makna dari perayaan Tahun baru.
Sama seperti kita sekarang sedang merayakan tahun Baru 2014, meskipun ini adalah tahun atau kalender Masehi yang ternyata sebagian besar didunia ini dijadikan rujukan tahun untuk membuat program-program kerja secara nasional maupun internasional, itu tidaklah menjadi masalah, tapi satu hal yang hendak kita lihat adalah bagaimana kita menempatkan diri didalam merayakan Tahun baru ini dengan  menjadikannya sebagai bahan evaluasi terhadap capaian-capaian yang didapat pada tahun sebelumnya dengan tindakan nyata untuk meningkatkan kinerja yang lebih baik pada tahun yang akan datang.
Kencendrungan umat manusia saat ini telah menjadikan perayaan tahun baru sebagai bentuk hura-hura dan bahkan menghabiskan uang ratusan juta rupiah. Disamping itu orang-orang telah memanfaatkan perayaan tahun baru untuk mengeruk keuntungan dengan menjual acara-acara perayaan tahun baru. Perayaan tahun baru tidak lagi sebagai bentuk ungkapan ucapan syukur pada sang Pencipta, juga tidak sebagai bahan evaluasi tapi lebih menonjolkan sikap pesta pora.
Tentu kita tidak berharap seperti itu, kita harus menjadikan perayaan tahun baru sebagai bentuk evaluasi, bagi pemerintah menjadikan evaluasi untuk memperbaiki kinerja lebih baik ditahun yang akan datang. Bagi masyarakat menjadi evaluasi untuk bersikap dan berprilaku lebih baik. Rayakan tahun baru 2014  dengan optimistis tinggi untuk kemajuan umat manusia dan tetap menjaga keharmonisan dan toleransi dengan sesama umat manusia.   
Selamat tahun Baru, semoga tahun yang baru akan lebih baik dari tahun sebelumnya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar