SELAMAT TAHUN BARU 2014
Setiap bangsa,
agama maupun suku yang ada di dunina ini mempunyai nama tahunnya sendiri,
misalnya orang Yahudi/ibrani menyebut kalendernya dengan Lunisolar, orang Islam menyebut tahunnya sebagai Tahun Hijriyah, orang Hindu menyebutkan tahun Saka, orang Cina/agama Kong Hu Cu juga
punya tahun baru bernama Imlek, orang
Jawa juga punya kalender/tahun yang disebut kalender Lunar, begitupula orang
Kristen menyebut tahunnya dengan nama tahun masehi dan masih banyak lagi. Tahun
tersebut lahir dengan sejarahnya sendiri. Tapi yang pasti kehadiran tahun baru
bagi setiap umat manusia selalu dirayakan dengan caranya sendiri.
Tujuan perayaan
Tahun baru tersebut adalah sebagai bentuk rasa syukur karena bisa masuk ke
tahun yang baru. Lalu siapakah yang membuat tahun tersebut jawabnya adalah
manusia. Biasanya punya cerita dan sejarahnya sendiri. Pergantian tahun
tersebut senantiasa dirayakan dengan cara masing-masing.
Memasuki tahun
baru tidak sekedar bagaimana merayakannya, Perayaan tahun baru pada hakekatnya
merupakan bentuk evaluasi terhadap pekerjaan atau hasil-hasil yang telah dicapai
pada tahun sebelumnya, kemudian akan dipelajari dan menjadi bekal untuk
melangkah ditahun yang baru. Sehingga memasuki tahun yang baru diharapkan diperoleh
pembelajaran untuk lebih baik ditahun yang akan datang. Itulah makna dari
perayaan Tahun baru.
Sama seperti
kita sekarang sedang merayakan tahun Baru 2014, meskipun ini adalah tahun atau
kalender Masehi yang ternyata sebagian besar didunia ini dijadikan rujukan
tahun untuk membuat program-program kerja secara nasional maupun internasional,
itu tidaklah menjadi masalah, tapi satu hal yang hendak kita lihat adalah bagaimana
kita menempatkan diri didalam merayakan Tahun baru ini dengan menjadikannya sebagai bahan evaluasi terhadap
capaian-capaian yang didapat pada tahun sebelumnya dengan tindakan nyata untuk
meningkatkan kinerja yang lebih baik pada tahun yang akan datang.
Kencendrungan
umat manusia saat ini telah menjadikan perayaan tahun baru sebagai bentuk
hura-hura dan bahkan menghabiskan uang ratusan juta rupiah. Disamping itu
orang-orang telah memanfaatkan perayaan tahun baru untuk mengeruk keuntungan
dengan menjual acara-acara perayaan tahun baru. Perayaan tahun baru tidak lagi
sebagai bentuk ungkapan ucapan syukur pada sang Pencipta, juga tidak sebagai
bahan evaluasi tapi lebih menonjolkan sikap pesta pora.
Tentu kita tidak
berharap seperti itu, kita harus menjadikan perayaan tahun baru sebagai bentuk
evaluasi, bagi pemerintah menjadikan evaluasi untuk memperbaiki kinerja lebih
baik ditahun yang akan datang. Bagi masyarakat menjadi evaluasi untuk bersikap
dan berprilaku lebih baik. Rayakan tahun baru 2014 dengan optimistis tinggi untuk kemajuan umat
manusia dan tetap menjaga keharmonisan dan toleransi dengan sesama umat manusia.
Selamat tahun
Baru, semoga tahun yang baru akan lebih baik dari tahun sebelumnya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar